Main Bawah-2

Dasarnya aku punya pengetahuan bela diri judo. Papa yang menyarankan olahraga  ini. Banyak teknik bantingan dan kuncian.

Judo bukan hanya berpusat pada kemampuan menjatuhkan lawan, namun semacam seni bela diri yang menawan.

Teknik kuncian dilakukan saat kita menyudutkan lawan pada posisi bawah. Pernah saat bertanding aku terkunci di bawah. Berusaha melepaskan diri sedangkan lawan berusaha terus mengunci.

Akhirnya kekuatan itu bertumpu pada sebuah tulang selangka. Tulang itu pun patah.

Pheww

Beberapa hari ini nggak nonton UFC atau tinju. Mau gimana lagi? Ada acara touring yang membuat aku menginap di bukan rumah sendiri. Jadi enggan mengganti saluran ke channel yang menayangkan UFC.

Tapi nggak apa. Aku sabar aja. Lebih baik nonton pertandingan di tv daripada lihat tawuran langsung. Ogahhh!

Banting

Teknik bantingan sering dipakai fighter UFC untuk menjatuhkan lawan. Lanjut kemudian menyudutkan lawan dengan teknik main bawah.

Martial art atau bela diri juga banyak menggunakan bantingan. Diantaranya judo, jujitsu, silat dan lain lagi.

Teknik banting bisa menggunakan anggota tubuh bagian atas (tangan) dan bagian bawah (kaki). Pastinya harus bisa mengganggu keseimbangan tubuh lawan.

Mendorong saja tidak akan membuat lawan jatuh. Serangan ini hanya tidak efisien dan malah membuang tenaga. Kamu pasti tau kalau sering berlatih bela diri.

Olahraga Keras

Emang ada olahraga lembut? Hehe. Nggak ada dong. Semua perlu usaha, tidak ada yang gampang. Olahraga justru perlu ketahanan fisik dan mental yang kuat.

Dalam tinju atau kick boxing, yang aku suka adalah sikap fair dalam permainan. Meskipun tergolong keras dan bahkan sampai berdarah-darah, atlet atau fighter pasti sudah menyiapkan diri dengan kemungkinan terburuk. Walaupun pengawasan ketat, tetap saja cedera atau kecelakaan bisa terjadi.

Aku terus terang lebih suka nonton mereka tanding dan menghargainya. Ketimbang lihat tawuran yang nggak jelas juntrungannya. Terus ngebuat orang lain jadi rugi serta keluarga jadi malu.

Main Bawah

Teknik ini sepertinya nggak terpakai dalam tinju (koreksi jika saya salah). Tapi dalam berbagai ilmu bela diri juga pertandingan kick boxing seperti UFC, teknik ini sangat dihindari oleh para fighter.

Tentu saja fighter dalam posisi menyerang akan berusaha menjatuhkan laman dan menahannya di bawah. Jika sudah terhimpit di bawah maka akan sangat sulit melepaskan diri. Apalagi jika lawan bertenaga lebih besar. Fighter dalam posisi di bawah harus melawan tenaga lawan dan juga gaya gravitasi.

Dalam posisi berada di bawah, akan sulit menyerang. Fighter akan lebih banyak menahan dan menangkis serangan. Fighter posisi atas mendapat banyak keuntungan dan bebas melakukan serangan. Namun fighter atas juga harus menjaga agar lawan tidak bisa meleoaskan diri dari kunciannya.

Beda Arena

Arena tinju berbentuk segi empat. UFC arenanya banyak sisi. Mereka nyebutnya oktagon. Itu artinya sepuluh sisi.

Mungkin sebenarnya mengadaptasi bentuk lingkaran. Ini bertujuan supaya fighter bisa bertanding lebih luwes dan lebar. Tidak ada sudut sempit yang memungkinkan fighter terjepit dan susah melepaskan diri.

UFC Indonesia

Kemarin malam nonton pertandingan Jefri Aliando dengan Paul Lumihi. Sesama wushu. Kelas Feather weight 60 kg.

Baru kali ini perhatiin yg bahasa indonesia. Ternyata ada bagian ini, “Jangan tarik celananya…jangan tarik celananya.”

^^;;;;

Narik celana termasuk pelanggaran kali ya?

Btw, kalo nonton yang Indonesia suka nggak tega. Saudara sendiri gitu. Tapi ternyata nggak kalah seru dari yang luar. Bahkan Paul Lumihi yang menjadi juara mempunyai sikap sportif yang pantas diacungi jempol.

Boxer

Sebenarnya ini masalah kostum. Boxer disini maksudnya bukan petinju lho, ya. Tapi celana pendek gombrong yang sering dipakai petinju.

Aku juga nggak paham kenapa cuma pakai celana pendek. Mungkin supaya nggak lecet atau malah jadi robek. Demi alasan kepraktisan juga bisa.

Pastinya aku lebih suka celana boxer yang gombrong. Soalnya ada petinju atau atlet UFC yang pake celana ketat. Itu mengganggu. Masalahnya aku jadi kaya’ ngeliat anak kecil pake pampers. Kenapa gitu? Ya, soalnya yang nggak punya malu itu anak kecil. Orang dewasa biasanya tahu malu.

Lumayan lah, meskipun belum standar. Soalnya aurat lelaki kan mulai bawah pusar sampai lutut. Maklum karena tidak semua muslim. Tapi tetap celana ketat itu menggangguku menyaksikan pertandingan. >_<

Boxing

Akhir-akhir ini sering nonton UFC di salah satu televisi swasta. Biasanya tengah malam.

Dasarnya memang suka nonton tinju. Turunan dari papa. Tapi kick boxing sekarang lebih banyak tampil daripada tinju. Mungkin juga penggemarnya lebih banyak.

Kick boxing itu lebih luwes dari tinju. Boleh pake jurus apa aja dan latar belakang bela diri manapun. Tetap ada aturannya dan larangan.

Dulu waktu masih nonton tinju ada rasa kurang puas. Petinju terutama yang kelas atas mulai sering menahan diri dan berhati-hati agar dapat mempertahankan gelarnya. Paling sebal kalau mereka hanya berjingkat-jingkat dan menghindari pukulan lawan. Lalu kemenangan ditentukan oleh menang angka. Huft! Gak seru sama sekali.

Nah, kick boxing bisa memenuhi rasa puas petarung dan penonton. UFC itu kick boxing atau jenis apa, aku juga kurang tau. Cuma suka aja. Daripada pertarungan liar berdarah-darah seperti dalam film atau pertandingan gulat bertopeng yang palsu dan dibuat-buat.

Yang satu selera, yok nonton UFC.